“Autoimun bukanlah mimpi buruk bagi mereka yang menerapkan pola hidup sehat holistik secara disiplin dan konsisten. Meski belum ditemukan obatnya, autoimun dapat dikendalikan dan para penyintasnya dapat menjalani kehidupan normal serta berkualitas dengan gejala yang terkendali.”

Autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan (imunitas) tubuh seseorang mengalami kekhilafan sehingga menyerang jaringan sehat dan menimbulkan keluhan kronis (berulang). Oleh karena itu, pola yang terjadi pada autoimun sering dikatakan mirip kanker, tapi jelas berbeda karena kerusakan jaringan sehat pada kanker dilakukan oleh sel mutan.

SIAPA YANG RENTAN TERKENA AUTOIMUN?

Di Amerika Serikat, autoimun menduduki urutan ketiga penyakit mematikan yang dialami oleh 50 juta jiwa (15,5% dari total penduduk). Dari angka tersebut, 80%-nya adalah perempuan dan anak-anak. Oleh karena itu, autoimun dikatakan sebagai penyakit perempuan dan anak.

Bagaimana dengan Indonesia? Jumlah penyintas autoimun di Indonesia masih menjadi fenomena gunung es. Bukan tidak mungkin Indonesia memiliki prevalensi yang sama dengan Amerika Serikat (15,5% dari sekitar 250 juta penduduk) yaitu hampir 40 juta jiwa! Oleh karena itu Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI bersama dengan Marisza Cardoba Foundation (MCF) terus melakukan upaya edukasi, pemberdayaan penyintas, serta pendataan. Diantaranya membentuk support group melalui media WhatsApp dengan harapan dapat berkomunikasi intensif dengan para penyintas di seluruh Indonesia. Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, WhatsApp Group (WAG) ini telah menjembatani lebih dari 1.600 penyintas untuk berinteraksi langsung dan saling bertukar ilmu serta mendapat dukungan. Selain itu, WAG secara rutin menghadirkan para narasumber medis dan profesional untuk mengedukasi tentang autoimun dan pengendaliannya melalui penerapan Lima Dasar Hidup Sehat (LDHS). Hasilnya, secara signifikan kualitas kesehatan para penyintas pun meningkat karena adanya keselarasan antara pengobatan medis yang diberikan oleh dokter dan pola hidup sehat yang diterapkan pasien. Akhirnya, dengan supervisi dokter, secara bertahap kondisi remisi (bebas obat dengan gejala autoimun terkendali) pun dapat dicapai.

AUTOIMUN, ADAKAH OBATNYA?

Belum ada obat untuk menormalkan sistem kekebalan tubuh pada kasus autoimun. Pengobatan medis yang tersedia hanya terbatas pada fungsi:

  1. Melemahkan sistem kekebalan tubuh agar tidak agresif merusak jaringan sehat.
  2. Mengobati gejala yang timbul. Namun karena petimbangan serangkaian efek samping, obat-obatan tersebut tidak diberikan untuk jangka panjang.

GEJALA AUTOIMUN

Gejala autoimun secara umum meliputi:

  1. Keluhan kesehatan yang tak kunjung sembuh meski diobati.
  2. Mudah merasa kelelahan (ekstrim).
  3. Sering lupa.
  4. Butuh waktu yang lebih lama untuk melakukan pekerjaan sederhana.
  5. Sering merasa demam dan kedinginan disertai nyeri pada persendian.

PENYEBAB AUTOIMUN

Penyebab autoimun belum diketahui secara pasti, namun akarnya terkait erat dengan:

  1. Faktor genetik (25%)
  2. Faktor lingkungan dengan gaya hidup (75%) seperti, asupan makanan, stres, pola tidur, polusi, radiasi, dan sebagainya.

LIMA DASAR HIDUP SEHAT (LDHS)

Tujuh puluh lima persen autoimun dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan gaya hidup. Ini berarti gejala autoimun dapat diredam dan dikelola agar tidak timbul. Faktor lingkungan dan gaya hidup bisa disiasati dengan penerapan pola hidup sehat holistik yang disebut dengan Lima Dasar Hidup Sehat (LDHS).

Pemilihan makanan atau asupan yang “baik” adalah satu dari lima belas pilar dalam lima pilar utama LDHS, namun penerapannya fatad dan vital bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Mengapa? Karena 80% sistem imun kita bermukim di saluran pencernaan, dan sensitif terhadap zat asing.

Jika salah seorang dalam keluarga Anda diketahui mengalami autoimun, jangan tunda untuk menerapkan LDHS secara holistik dan disiplin bersama seluruh anggota keluarga. Bukan tidak mungkin anggota keluarga lain akan mengalaminya, karena salah satu akar autoimun yang telah kita ketahui bersama adalah faktor genetik. Bukankah kita sering mendengar ada beberapa orang dalam keluarga yang mengalami autoimun meski dengan jenis yang berbeda?

Autoimun bukanlah mimpi buruk bagi mereka yang menerapkan pola hidup sehat holistik.

Ayo terapkan LDHS sekarang juga! Agar Anda yang sehat dapat semakin sehat, serta yang mengalami keluhan dapat kembali fit dan produktif dengan gejala yang terkendali.

Leave a comment